|
Jones sukses di lapangan hijau dan layar kaca |
Vinnie Jones dikenal sebagai pesepakbola yang tempramen. Dari sepuluh pesepakbola terbengal sepanjang abad di jagad ini, ia berada pada posisi delapan. Karirnya di dunia akting membuatnya lebih dikenal melampaui apa yang diraihnya di lapangan hijau.
Namanya melambung setelah membintangi beberapa film layar lebar. Malah, kesuksesannya di dunia akting melampaui apa yang diraihnya di dunia sepak bola. Sebagai pemain sepak bola raihan Jones tertinggi adalah ketika memenangi pila FA bersama Wimbledon pada tahun 1988. Ia bermain lebih dari 200 pertandingan di klub ini antara tahun 1986 hingga 1998. Jones sebelumnya juga bermain untuk klub Chelsea dan Leed United.
Karir sepakbola Jones dimulai pada tahun 1984 di Alliance. Ia kemudian bermain satu musim klub Homsund di liga kelas dua Swedia pada tahun 1986. Bersmaa klub ini ia berhasil menjadi juara. Mulai saat itu namanya mulai dikenal. Pada tahun itu juga ia dipinang klub Wimbledon. Bersama klub ini ia berhasil memenangkan piala FA setelah mengalahkan Liverpool di final pada tahun 1988.
Para punggawa Wimbledon yang memanangkan piala FA ini kemudian dikenal sebagai crazy gang (gang gila). Sebutan itu diberikan karena mereka berhasil mematahkan dominasi klub-klub Inggris di piala FA. Lebih dari itu juga karena sikap dan permainan Jones yang bengal.
Jones adalah anggota paling penting dalam skuad Crazy Gang Wimbledon. Hanya dalam beberapa tahun, Crazy gang berhasil mengangkat Wimbledon dari kasta terendah sepakbola Inggris menuju level tertinggi. Semuanya dilakukan dengan gaya permainan keras dan kadang juga lucu.
Jones sering berkelahi di bar dan sering pulang dengan wajah lebam akibat perkelahian. Pengakuan Jones ketika diperiksa polisi santai saja. "Ada orang yang mengolok-olok saya, lalu mereka mulai memukul wajah saya dengan botol. Wajah saya berdarah dan saya sempat kaget," ucapnya. Dengan wajah berdarah, Jones mematahkan tangan penyerangnya.
Pada tahun 1989 Jones pindah ke Leeds United, saat itu ia menjadi bagian dari tim muda yang dimanajemeni oleh Howard Wilkinson. Tim yang mampu membawa Leeds promosi ke divisi utama setelah lama terpuruk di kompetisi kasta dua.
Satu-satunya pelatih yang mampu meredam sikap “gila” Jones adalah Howar Wilkinsol. Bersamanya Jones bisa membuktikan bahwa ia bisa berkembang tanpa bermain bengal dan curang. Di bawah bimbingan Wilkinson, ia hanya menerima tiga kartu kuning.
Musim 1990-1991, Jones pindah ke Chelsea. Ia meninggalkan Leeds United dan membuat fans klub tersebut kecewa. Meski demikian ia tetap menjadi pemain yang populer bagi fans Leeds United. Ia menjadi tokoh yang populer karena mampu membantu Leeds menjadi juara divisi II pada musim 1989-1990, hingga Leed United promosi ke divisi utama.
Sementara di dunia akting pria kelahiran 5 Januari 1965 ini tenar setelah membintangan beberapa film. Malah ia menjadi aktor ketika masih menjadi pemain sepakbola. Ketika bermain dalam film yang diarahkan oleh sutradara Guy Rithie, Lock, Stock and Two Smoking Barrells (1998), Jones sendiri masih terikat kontrak dengan klub sepakbola Inggris, Queens Park Rangers. Namun, ketika kontraknya berakhir di tahun 1999, Jones kemudian justru memilih untuk meninggalkan dunia sepakbola dan beralih menjadi seorang aktor profesional.
Tercatat, Jones kemudian membintangi film-film semacam Gone in 60 Seconds (2000), X-Men: The Last Stand (2006), Midnight Meat Train (2008) hingga Kill the Irishman. Sifat keras Vinnie Jones ketika masih bermain sepakbola terlihat jelas dalam hampir setiap film yang ia bintangi di Hollywood. [iskandar norman]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Vinnie Jones, Si Bengal dari Wimbledon"
Post a Comment