Syeikh Hamzah Fansuri, seorang ulama, pengarang, dan pujangga ternama yang menganut aliran tarikat/filsafat wahdatul wujud. Hidup di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 M. Pada masa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sulthan Alaiddin Riayat Syah IV Saidil Mukkamil (1589-1604) dan pemerintahan Sulthan Muda Ali Riayat Syah V (1604-1607) sampai pada permulaan pemerintahan Sulthan Iskandar Muda (1607-1636).
Tanggal dan tahun kelahirannya belum diketahui. Seperti ditulis Prof Syeh Muhammad Naquib Al Attas dalam buku “The Misticism of Hamzah Fansuri”. Tapi asal usul Hamzah Fansuri dalam diteliti dari syair-syair yang ditulisnya. Tentang asalnya ia menulis:
Hamzah nin asalnya Fansuri,
Mendapat wujud di tanah Syahr Nawi,
Beroleh khilafat ilmu yang adil
Dari pada Abdul Qadir Sayid Jailani.
Jadi Hanzah Fansuri berasal dari Fansuri, sebuah daerah dekat dengan Aceh Singkil. Selain belajar ilmu agama di Aceh, Hamzah Fansuri juga menimba ilmu di India, Persia dan Arab. Ia fasih berbahasa Melayu, Urdu, Persia dan bahasa Arab. Ia menguasai ilmu fiqh, tasawuf, manthik, sejarah, sastra dan filsafat. Hamzah Fansuri mengajar ilmu-ilmunya di beberapa tempat di Aceh. Ia mendirikan dayah di daerah kelahirannya dekat Runding, Singkil.
Dalam filsafat ia menganut paham wahdatul wujud dan menjadi pengikut tarikat qadariah. Ia sangat terpengaruh dengan ajaran-ajaran filsafat Syeh Abdul Qadir Jailani, Al Halladj, Al Junaedi, Jalaluddin Rumi, Abdulkarim Jili, Al Bustami, Al Ghazali, Mas’ud dan Syeh Nikmatullah.
Kitab-kitab karangan Hamzah Fansuri banyak ditulis dalam bahasa Aceh, Melayu, Persia dan Arab antara lain Asyrabul 'Asyiqin Wa Zinatul Muwahhidin (berisi tentang filsafat, membahas Tarikat Syariat, Hakikat dan Ma'rifat), Asrarul Arifin Fi Ilmis Suluk Wat Tauhid (akhlak dan ketuhanan), Al-Muntahi (kandungan ajaran Wihdatul Wujud yang diungkapkan dalam bentuk puisi), dan Ruba'i Hamzah Fansuri (berbentuk puisi yang merupakan inti ajaran Wihdatrul Wujud).
[iskandar norman]
Belum ada tanggapan untuk "Hamzah Fansuri, Sufi yang Terpenggal"
Post a Comment