Tgk Chik Pante Kulu bernama lengkap Tgk Haji Muhammad. Ia merupakan kawan akrab Tgk Chik Di Tiro yang ketika remaja sama-sama belajar ilmu agama di Dayah Tiro yang dipimpin oleh Teungku Chik Muhammad Amin Dayah Cut, pamannya Tgk Chik Di Tiro.
Dari Dayah Tiro Tgk Chik Pante Kulu kemudian memperdalam ilmu agamanya ke Mekkah. Di sana, selain belajar beliau mengadakan hubungan dengan pemimpin-pemimpin gerakan Wahabi yang dipelopori oleh ulama besar Muhammad bin Abdul Wahab dan gerakan pembaharuan yang dicanangkan oleh Said Jamaluddin Afganistan.
Menurut Ali Hasjmy dalam buku Kebudayaan Aceh dalam Sejarah, ketika berada di Mekkah, Tgk Chik Pante Kulu selain memperdalam ilmu agamanya juga sangat tertarik pada seni, terutama karya penyair di zaman nabi Muhammad SAW, seperti Hasan bin Sabit, Abdullah bin Malik, dan Kaab bin Zubair. Hal ini yang kemudian membuatnya menjadi penyair Aceh yang terkenal sepanjang masa lewat karyanya Hikayat Prang Sabi yang sangat fenomenal.
Setelah sepuluh tahun menimba ilmu di Mekkah, ia kembali ke Aceh pada tahun 1881 M. Dalam perjalanan pulang itulah ketika berlayar dari Jeddah menuju Penang ia menulis Hikayat Pran Sabi. Ketika sampai di Aceh ia menyerahkan hikayat itu kepada Tgk Chik Di Tiro dan bersama-sama mengobarkan semangat jihat untuk melawan penjajahan Belanda hingga kemudia syahid. Jasadnya dimakamkan di Lam Leuet, Kecamatan Indrapuri. Ia meninggalkan dua orang istri, sementara anak-anaknya sudah lebih dahulu syahid dalam perang yang digelorakannya.[iskandar norman]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tgk Chik Pante Kulu Pengarang Hikayat Prang Sabi"
Post a Comment