Gelap bukan hanya tidak terang, tapi juga terpuruk. Zaman kegelapan merupakan era keterpurukan peradaban. Entah akan terpuruk atau tidak, belakangan perjalanan mulai samar, padahal hari masih pagi. Apakah subuh begitu bersahabat dengan senja, hingga siang yang terjepit ditaklukkannya?
Ada yang bilang, gelap itu pengetahuan. Berjalanlah dalam gelap agar tahu nikmatnya terang. Tapi aku belum buta, dan tak mau dibutakan kegelapan. Maka lampu pun diadakan. Pertanyaanya, bagaimana lampu menggagahi gelap jadi bersinar. Apakah dia memberi terang dengan menyedot kegelapan?
Bila demikian, maka biar aku dalam remang saja, aku tidak mau sedikit sisa cahaya yang kupunya menyedot gelap untuk terang, wajahku akan penuh coretan arang. Selain itu gelap sering didalangi iblis sebagai pemuja yang tak senang kemajuan.
Aku tidak mau onar karena remangku, sebab moralitas kasih sayang masih dibutuhkan. Remang akan menuntunku pada terang tanpa harus menyedot gelap. Saat akal tak terjebak pada kesalahan dan kehancuran, ia akan membawaku menemukan letaknya kebenaran.
Tidak ada pembimbing yang lebih indah dari akal. Bisikannya pada batin akan menembus cahaya sesungguhnya, hingga gelap lari tanpa harus disedot. Akal adalah cahaya dalam kegelapan amarah. Percayalah pada akal, bukan pada lampu.
Kahlil Gibran yang diganjar sebagai si jenius membara mengatakan, dengan akan nilai diri sesungguhnya akan diketahui, hingga bijaksana muncul tanpa harus menyedot gelap.
Namun, belakangan ada yang ingin memuja kegelapan, agar cahaya terjepit dan menguras pikirannya untuk jadi terang tanpa harus menyedot gelap. Ada yang ingin jadi Chistian Bale, pahlawan kegelapan dalam The Dark Knight, padahal ia tak punya sayap seperti Batman, sang kesatria kegelapan.
Aku hanya ingin berhijrah dengan remangku menjauhi gelap. Agar tak terpuruk. Selain itu, aku tak mampu dan akan terus menolak lampu bila ia hanya membawa terang dengan menyedot kegelapan. Biarlah menjadi lobang kecil tempat cahaya menerobos menusuk gelap ruang, sekali lagi menusuk gelap, bukan menyedotnya.***
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Gelap II"
Post a Comment