Sebuah fenomena telah berlangsung di Aceh. Ramai para pejabat setelah lengser harus berhubungan dengan hukum. Penyebabnya, dugaan korupsi selama menjabat.
Kini, giliran mantan Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Provinsi Aceh, Drh M Nasir Mahmud yang dipanggil Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh. Ia dipanggil untuk dimintai keterangannya atas dugaan kasus bantuan fiktif 100 ekor kerbau dengan nilai Rp550 juta bagi petani di Kabupaten Gayo Lues.
Hampir saban hari kita membaca berita korupsi di media. Tak jarang dengan beragam bahasa orderan. Sebelumnya, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf juga melaporkan dugaan penyimpangan keuangan daerah senilai Rp2002 milyar di tujuh daerah tingkat dua di Aceh.
Laporan Irwandi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu seakan menjadi “tamparan” bagi korp kejaksaan di Aceh. Bahasa lainnya, Irwandi ingin mengatakan bahwa kejaksaan tidak bekerja, sehingga laporan itu dibawanya ke KPK. Namun disisi lain laporan itu juga dinilai politis. Alasannya, itu merupakan “kartu as” Irwandi untuk meredam keinginan beberapa kepala daerah tingkat dua di Aceh memisahkan diri membentuk provinsi lain: ALA dan ABAS.
Kembali ke soal korupsi. Fenomena para mantan pejabat yang harus berhubungan dengan hukum, seakan mengabsahkan bahwa hidup tanpa korupsi seakan ketinggalan zaman.
Penomena ini sudah lama disinggung oleh Philip Nemo dalam tulisannya “Les Intelektualies, Le Pourvior et La Societe” di harian Paris le Mode, 26-27 April 1979. Katanya, kita adalah orang-orang yang mengerjakan suatu bahasa yang jelas, akan tetapi bahasa yang masih dangkal, terhalang untuk mencapai tahap guna menjadi apa yang kita butuhkan. Menurutnya, korupsi bukanlah suatu kebutuhan, melainkan sebuah pengaruh yang menyerang jiwa-jiwa yang bimbang terhadap dirinya sendiri.
Korupsi terjadi karena masih saja ada jurang yang terjal antara kata dan perbuatan para pejabat kita. Jadilah lingkungan birokarsi “brengsek”. Dan, kalau kita pun ikut menjadi brengsek dalam lingkungan yang demikian. Apalagi ketika dusta dan munafik menjadi gaya hidup yang dapat memberikan keselamatan. Selama itu masih berlangsung, selama itu pula kebrengsekan akan berlangsung. Dan kisah kekuasaan yang bad ending akan terus berlangsung di Aceh.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Korupsi"
Post a Comment