Rakyat secara pribadi maupun kolektif harus membangun oposisi, menjadi pengawas kekuasaan yang aktif dan artikulatif. Langkah ini sudah dilakukan oleh korban tsunami dari pantai barat - selatan Aceh.
Sepekan lebih sudah mereka ber yel-yel menuntut hak yang dikebiri Badan Rehabilitasi dan Rekonstruki (BRR) Aceh-Nias. Janji Rp15 juta biaya rehab per keluarga dipangkas jadi Rp2,5 juta. Kehilangan Rp12,5 juta per keluarga melahirkan sebuah pertalian: oposisi rakyat jelata menuntut hak. Poster dan spanduk berisi kecaman pun dibentangkan.
Selama sepekan 38 warga tumbang dalam aksi menuntut haknya itu. Kamis (10/4) sebagian mereka kembali ke kampung halaman, sekedar menjenguk keluarga selama dua hari. Setelah itu akan kembali lagi ke Banda Aceh untuk menyuarakan ulang tuntutannya.
Tak pernah ada yang mau berlantang suara, seandainya tak ada hak yang dipangkas. Pernyataan Kuntoro selaku Kepala BRR tentang pemangkasan dana rehab rumah korban konflik, telah melahirkan luka dalam bingkai hati korban.
Nasib yang dikebiri telah melahirkan oposisi-oposisi baru dari jelata. Syukur ketika suara lantangnya disambut Gubernur, Irwandi Yusuf yang berjanji akan komit memperjuangkan hak rakyatnya tersebut. Apalagi setelah 34 anggota Dewan perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) memintanya untuk mundur dari jabatan wakil kepala BRR, bila hak korban masih dikebiri Kuntoro.
Satu hal yang menggembirakan, ternyata rakyat tak berteriak sendiri. Bila tuntutan dana rehab rumah itu tak dipenuhi Kuntoro, DPRA berjanji akan membawa masalah tersebut ke Presiden. Ada secercah harapan, ketika hak rakyat untuk lebih dilayani disuarakan wakilnya di legislatif.
Tak ada pengorbanan seindah perjuangan, yang kadang kala pengorbanan itu sendiri harus dikorbankan. Untuk pulang sementara ke kampung halaman, para korban diberikan uang Rp7,5 juta. Jumlah itu pun harus dibagi untuk 90 orang yang akan pulang.
Diberikannya uang recehan itu semoga menjadi titik awal dari akan terkabulnya apa yang dituntut oleh korban tsunami. Memberi ketika diminta itu baik, tapi akan lebih sangat baik lagi bila memberi tanpa diminta. Apalagi ketika itu memang hak yang telah diamanahkan dalam cetak biru rehab rekon Aceh.***
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Oposisi"
Post a Comment