Apa yang terjadi di Dinas Pertanian Aceh sungguh memilukan, pengadaan traktor berujung korupsi. Niat membantu petani seluruh Aceh, malah berbuah rasuah. Nyak Kaoey menyebut ini sebagai buèt meu-awè sabông, ubit uram rayéuk ujông. Miliaran anggarahn daerah diduga diselewengkan.
Kita berharap aparat penegak hukum benar-benar mengungkap kasus ini dengan serius, biar ada efek jera bagi pejabat yang memamah uang rakyat. Mereka ciptakan proyek untuk keuntungan pribadi, sementara rakyat terus saja melarat.
Teungkulôk peucah, kupiyah ancö, arang habéh busoe han peuja. Anggaran daerah habis, rakyat tak dapat apa-apa.
Peng Aceh dum tadeungö gah, teununyôk rakyat patah lam umpang sira.
Pejabat di Aceh sekarang kerjanya Cuma bisa menghimpun dana dari berbagai program untuk memperkaya diri dan kroninya. Ibarat kata Endatu,
walam jasmön, di keu gop dirék-rék, ukeu droë jitamön.
Sekali lagi Nyak Kaoey berharap kepada penegah hukum untuk menindak tegas pejabat-pejabat yang berprilaku demikian.
Akrawét dai akrawia atakôm haramtaka, meunyö cikôk saröng beulinköng mata, ingat itu, jangan sampai penegak hukum main mata dengan pejabat demikian, azabnya besar. Nyak Kaoey tegaskan lagi,
bèk kakap bakông hai lintah, kôn dum ruman kah pajöh tuba. Ingat yaaaa![]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kôn Dum Ruman Kah Pajöh Tuba"
Post a Comment