Tgk Fakinah merupakan seorang ulama perempuan Aceh. Masa mudanya ia habiskan dalam peperangan melawan penjajah Belanda. Ia memimpin empat benteng pertahanan (kuta). Sementara masa tuanya dihabiskan untuk mengajar dan membangun pendidikan.
H. M. Zainuddin dalam buku Srikandi Aceh menjelaskan, Tgk Fakinah berasal dari keluarga ulama dan bangsawan. Ia lahir pada tahun 1856 M di Gampong Lamkrak. Ayahnya bernama Datu Muhammad seorang pejabat pemerintahan di Kerjaan Aceh pada masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Iskandar Syah. Sementara ibunya bernama Cut Fatimah putri dari ulama besar Tgk Muhammad Saad yang dikenal sebagai Tgk Chik Lam Pucok pendiri Dayah Lam Pucok.
Saat perang dengan Belanda berkecamuk di Aceh, Tgk Fakinah dipercayakan memimpin satu resimen pasukan yang prajuritnya terdiri dari pria dan wanita. Ia memiliki beberapa panglima yang menjadi komando pasukan, diantaranya, suaminya sendiri Tgk Nyak Badai, Habib Lhong (Habib Kabul), Tgk Ahmad (Tgk Leupueng), Tgk Saleh dan Tgk Daud.
Bersama para panglimanya itu, Tgk Fakinah memimpin empat benteng pertahanan (Kuta) yakni, Kuta Lam Sayun dipimpin oleh Tgk Saleh, Kuta Cot Bak Garot dipimpin oleh Tgk Pang Amat, Kuta Bak Balee dipimpin oleh Habib Lhong, dan Kuta Cot Weue yang dipimpin langsung olehnya. Komando pertahanan empat benteng itu dipusatkan di Lam Diran yang setelah perang reda dibangun menjadi Dayah Lam Diran di Lamkrak.[iskandar norman]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tgk Fakinah, Ulama di Empat Benteng Pertahanan"
Post a Comment