2 Tanggapan untuk "Tsunami Jangan di Warung Kopi"

Marxause said...

kekuasaan bergerak tanpa teks.sehingga mati sendiri lama kelamaan,
sastra berlari dengan kata-kata, di simpang lain, kita hajar kekuasaan dengan kalimat.salam

Editor said...

Nyoe meusigak meunyoe ka lam ulasan Tgk Is

Contact Form

Name

Email *

Message *