Dana selalu digenggang kekuasaan. Ketika nafsu membelenggunya, jadilah petaka. Tidak hanya bagi publik selaku pemilik sah, tapi juga penguasa selaku tukang kelola. Nafsu dan kekuasaan membuat dana dari putih jadi abu-abu, lalu hitam pekat, gelap. Celah aturan dilewati dana tanpa stempel basah. Lahirlah beragam proyek dengan lebel fiktif.
Namun pembuktian terbalik tangan hukum terhadap aliran dana, mampu mengungkapnya. Meski yang hitam tak lagi jadi putih, bahkan abu-abu. Kasus terbaru ada di Aceh Utara. M Asaf Ishak, annggota dewan di daerah itu ditahan atas dugaan penggelapan dana klub Persatuan Sepakbola Aceh Utara (PSAU) Lhoksukon.
Dari bisul kasus itu menjelma jadi borok. Setelah Asaf, mantan Bupati Aceh Utara, T Pribadi pun terseret. Selasa (25/3) pria berkaca mata itu diperikas Penyidik Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Kepolisian Resort (Polres) Persiapan Aceh Utara.
Status Pribadi masih sebagai saksi atas dugaan penyelewengan dana senilai Rp1,204 milyar. Pada hari yang sama turut diperiksa Ketua Harian KONI Aceh Utara, A Junaidi SH, yang juga anggota DPRD Aceh Utara.
Nafsu dan kekuasaan memang saling mempengaruhi. Sehingga putih berbalik jadi pekat. Milan Kudera, seorang penulis besar Cheko dalam novelnya ”The Book of Laughter and Forgetting” melalui tokoh Mirek, ia menyebutkan, perjuangan manusia melawan nafsu dan kekuasaan dalah perjuangan ingatan melawan lupa.
Selama manusia tidak lupa bahwa ia hanyalah pelakon dalam sandiwara dunia yang ditonton malaikat dan tuhan, ia tak akan tergelincir. Tapi kadang-kadang manusia lalai dengan kekuasaannya, hingga melahap yang tidak berhak. Menghitamkan putihnya dana milik publik.
Deretan kasus yang menyeret mantan pejabat sebagai tersangka ini, menambah daftar pengkhianatan intelektual kekuasaan terhadap jelata. Antonio Gramsci, intelektual muda Italia dalam bukunya “Gramsic’s Prison Notebooks” mengatakan bahwa pada dasarnya semua orang punya potensi untuk menjadi intelektual. Tapi tidak semua orang adalah intelektual dalam fungsi sosial. Dan kasus Pribadi, mungkin salah satu dari sederetan kasus pengkhianatan intelektual yang tak bersosial itu.***
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dana"
Post a Comment