Belakangan banyak yang diam di redaksi. Ada tanya terhadap diam yang menyimpan teka-teki itu. Soekarno bilang diam itu emas. Namun diam para wartawan di sini lebih condong kepada perkataan Henry Wheeler Shaw. Katanya diam bukanlah cara untuk membuktikan kesalahan.
Ya memang, wartawan yang banyak diam saat rapat proyeksi pagi bukan karena mereka salah. Tapi diamnya mereka lebih menyimpan tanya yang besar soal hajat hidup.
Bicara hajat hidup saya pun mahfum. Untuk menjaga semangat agar hidup benar-benar hidup. Kepada mereka saya kutip perkataan Marck Mc Ginnis; orang tidak sabar akan menunggu dua kali. Tapi jawaban yang saya dapat malah sebaliknya, sabar itu adakalanya lebih dekat dengan menunggu, dan menunggu itu katanya membosankan.
Lalu ada yang bicara soal standar dan penilaian. Saya hanya jadi pendengar, hitung-hitung menampung aspirasi. Ada yang salah katanya. Lalu saya teringat pada pernyataan Sigmud Freud.
Ia mengatakan, kita tidak bisa mengingkari kesan bahwa manusia umumnya menggunakan standar yang keliru. Mereka mencari kekuatan, sukses dan kekayaan untuk diri mereka sendiri, memuji diri mereka di hadapan orang lain, dan mereka memandang rendah pada apa yang sebenarnya berharga dalam hidup.
Menyimak itu, kali ini saya yang ikut diam. Tapi diamnya saya penjaringan, bukan diam sebagai anggukan ya sebagaimana dia gadis saat dipinang pangeran. Bukan pula diam bermakna emas yang disebut Soekarno, apalagi diam untuk membuktikan kesalahan yang diungkapkan Henry Wheeler Shaw.
Lalu antara yang diam itu ada yang berpikir lain, diam mereka bisa bermakna bahaya, rekanya. Yang lain malah tetap pada diam. Alasannya, dalam bahaya di situlah letak daya tarik kehidupan, setidaknya begitu kata Edar Alnsel Mowrer.
Dalam diam itu akhirnya muncullah beragam prasangka. Dan di sinilah muncul bahayanya. Prasangka dibenci bukan karena prasangka itu sendiri, tapi karena ia menyebabkan orang lain mempercayainya, apa lagi dalam kondisi diam yang bermakna tanya. Entahlah.***
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Diam"
Post a Comment