Bekerja meraih keuntungan itu susah. Butuh waktu dan tempat yang cocok. Tapi jarang manusia berada pada waktu yang tempat yang cocok secara bersamaan. Maka dibutuhkan adanya tindakan meraih kesempatan.
Kesempatan yang buta, datang tak memberi tahu dan pergi tanpa salam. Di sini jeli untuk bertindak dibutuhkan. Tapi anehnya, banyak kita sering terpaku pada masa lalu. Membesar-besarkan ketakberesan, sehingga kesempatan pun berlalu.
Masa depan dirancang dari tindakan hari ini, bukan berdasarkan masa lalu. Karena itu jangan menggantungkan diri pada keberuntungan, melainkan pada tindakan. Karena keberuntungan hanya datang ketika kita berada pada waktu dan tempat yang cocok. Dan sekali lagi itu jarang terjadi. Keberuntungan yang benar-benar beruntung itu hanya mukjizat.
Berusaha dalam beragam tindakan dengan watak yang beragam pula, tentu acap memunculkan masalah. Tapi dalam tim yang solit, itu bukanlah ancaman, ketika mampu memandang masalah itu dengan cara yang sama. Maka diskusi dibutuhkan.
Kita tak perlu khawatir pada hari esok, jika perbedaan yang kita punya baik karakter, gagasan, ide dan cara bertindak bisa menyatu dalam sebuah aksi menggapai satu tujuan.
Kita tak perlu mengbuang-buang waktu untuk mengkhawatirkan hari esok, apalagi mencemaskan ketidakberesan masa lalu. Tindakan lebih penting dari celoteh. Ingatlah adagium lama yang mengatakan gunung pun akan datar ketika kita sampai di puncaknya.
Walt Disney yang sukses sebagai milyuner sekarang, mengawali tindakannya hanya dari sebuah inspirasi ketika melihat tikus dalam tong sampah. Katanya, jika kita dapat memimpikan sesuatu, maka kita juga dapat melakukannya. Inspirasi pun lahir memompa arah tindakan. “Tanpa inspirasi kita akan binasa,” kata Disney.
Dari inspirasi itulah kemudian muncul harapan-harapan. Ia akan lebih kuat ketika inspirasi itu lahir dari embrio kebersamaan. Mengutip apa yang pernah dikatakan Samuel Rutherford, katanya tidak ada masa depan yang gemilang bagi mereka yang telah kehilangan harapan.
Untuk itu kita perlu merawat talenta dalam tindakan. Tak perlu khawatir ketika kita telah bersama. Khawatir hanya akan membuat rasa kecut, hingga kita akan terus berada di jurang, tanpa mampu menapak ketinggian gunung.
Kita tidak akan tahu datarnya puncak, karena terjebak di terjalnya jurang. Sekali lagi, jangan khawatir dalam tindakan menuju puncak. Khawatir telah membinasakan banyak harapan. Jadi mari bertindak.[AI/12/06/08]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tindakan"
Post a Comment