Mengawali celoteh ini, saya kutip kata si jenius membara, Kahlil Gibran. Katanya, inspirasi akan selalu bernyanyi, karena inspirasi tidak pernah menjelaskan. Dari nyanyian inspirasi, penjelasan-penjelasan terhadap pemecah masalah akan timbul. Tanpa inspirasi kita tak tahu memulai dari mana.
Untuk menemukan inspirasi itu, kita harus bekerja dengan rasa cinta, agar bisa menyatukan diri dengan orang lain dalam tim, lalu bersama melesat menembus inspirasi dari nyanyian ke pemecahan.
Agar inspirasi benar-benar berbuah penyelesaian, maka sikap bijak dibutuhkan. Bijaksana untuk saling memahami, agar kita tidak terlalu serius untuk tertawa dan tidak terlalu egois melihat realita.
Inspirasi bisa muncul dari mana saja, dari mitos sekalipun ia ada. Orang Yahudi mengatakan we are the chosen people. Dari mitos itulah mereka terinspirasi untuk bangkit, karena menganggap dirinya sebagai orang-orang pilihan.
Kemudian Jerman, mereka berpegang pada duetc ubareless yang menganggap ras Aria (Jerman-red) sebagai ras tertinggi di dunia. Sementara penduduk Amerika terinspirasi dari ungkapan we keep Amerika on top of the word. Ungkapan-ungkapan inspiratif itulah yang membuat mereka melesat berusaha untuk maju dan kemudian jadi hebat.
Lalu apakah kita tidak punya apa-apa? Dalam hadih maha, Endatu pernah berkata, meugrak jaroë, meu ék gigoë. Berusaha tentu akan membuat orang jauh dari rasa lapar, ungkapan yang sangat inspiratif lainnya tapak jak urat nari, na tajak na raseuki. Jadi kita juga punya.
Akan tetapi sebanyak apa pun inspirasi itu ada, akan tidak bermakna ketika ia tidak bisa menjadi gagasan. Tidak ada proses untuk mengubahnya dari nyanyian untuk menjelaskan. Jadilah kita hanya orang-orang bodoh ketika tak mampu melihat inspirasi sebagai motivasi, karena terpaku pada ego, tanpa memahami orang lain.
Dalam puisi “To a louse” Robert Barn menyetil hal itu. Penyair Scotlandia yang hidup pada abat 18 (1759-1796) itu menulis, “O wat some powr’r the giftie gleus, to see oursels as other seeus! It wat frae many a blunder freeus, and foolish nation.”
Katanya, jika kita bisa melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita. Kita bakal terbebas dari banyak kekeliruan dan gagasan-gagasan bodoh. Lalu bagaimana kita bisa bebas dari itu ketika kita masih tenggelam dalam masa lampau, padahal kehidupan tidak berjalan mundur.[AI/23/06/08]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Inspirasi"
Post a Comment