Di sela-sela acara peringatan mayday dua hari lalu dan hardiknas kemarin, isu lingkungan masih juga alot untuk dibicarakan. Pemanasan global menjadi perbincangan yang tak ada akhir. Apalagi ketika dikaitkan dengan pembangunan.
Topik ini sebenarnya sudah jadi perbincangan global. Jauh- hari Komisi PBB untuk Pembangunan dan Lingkungan Dunia (UNWCED), sudah merancang konsep pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Konsep ini tercantum dalam “Our Common Future” sebuah buku laporan Gro Harlem, Perdana Menteri Norwegia yang saat itu mengetuai UNWCED. Di dalamnya disusun syarat-syarat untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan barkelanjutan, baik di negara industri maupun di negara berkembang.
Ia menegaskan, tarjadinya kemiskinan kehidupan dan kerusakan lingkungan merupakan tanggung jawab negara industri maju. Ia menyarankan sebuah pertemuan regional dan global untuk mulai mempromosikan integrasi lingkungan dan pembangunan.
Jauh sebelumnya, pada 22 Desember 1989, Sidang Umum PBB menyetujui Resolusi 44/228 yang menyerukan adanya perundingan global mengenai isu pembangunan dan lingkungan.
Dalam resolusi itu dirincikan strategi dan tindakan untuk menghentikan, serta mengurangi efek degradasi lingkungan. Selain itu juga diupayakan peningkatan usaha nasional dan internasional untuk menggalakkan pembangunan berwawasan lingkungan.
Beranjak dari itu, pada Agustus 1990, Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brazil dirancang. Kemudian terbentuklah Komite Persiapan (Preparatory Commission) yang memulai tugasnya di Nairobi, Kenya. Berlanjut ke Swiss (1991) dan Amerika (1992).
Kini isu lingkungan kembali mencuat. Bagaimana kita menyingkapinya, sementara ketergantungan pada lingkungan sebagai “ladang” bahan baku pembangunan begitu tinggi?***
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Lingkungan"
Post a Comment