Semakin Anda tampak tak terduga, semakin besar pengaruh yang Anda peroleh. Perihalalah kejutan.Beragam peristiwa telah menunjukkan hal itu. Mulai dari lakon pejabat di tingkat nasional sampai daerah. meski kejutan-kejutan yang muncul lebih banyak pelanggaran tinimbang langkah kemajuan.
Menoleh sedikit ke belakang, kejutan-kejutan tak terduga yang terjadi di negeri ini memberikan kita banyak pelajaran. Mulai dari kriminalisasi petinggi Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dalam lakon cicak melawan buaya, sampai buaya jadi cicak yang dilakoni Susno Duadji.
Ia yang awalnya jadi pecundang dalam berbagai kasus, kini dengan beragam kejutan yang diungkapnya berbalik menjadikannya sosok yang menghiasi halaman media. Hal pertama yang tak terduga dilakukannya adalah menjadi saksi di persidangan Antasaari Azhar, kemudian mengungkap dugaan makelar kasus di tubuh Polri, hingga kemudian ia ditetapkan sebagai tersangka pelanggaran disiplin dan pencemaran nama baik.
Tingkah tak terduga Susno ini pula yang membuat Sjahril Djohan dijeblos ke bui. Susno lah yang mengungkap identitas Sjahril sebagai makelar kasus di Mabes Polri. Kejutan Susno itu mampu “memaksa” Sjahril kembali ke Indonesia untuk menjelaskan soal markus di institusi Polri.
Sjahril balik membeberakan kalau Susno pernah menerima titipan uang dari pengacara Haposa Hutagalung saat ia menjabat Kabag Reskrim Mabes Polri. Kini babak baru penegakan hukum di Indonesi tertuju pada hal-hal tak terduga yang muncul dari mulut Sjahril dan Susno. Dampak dari “perang” keduanya melahirkan fakta-fakta baru soal markus di Indonesia.
Kita tentu mengharap ada hal-hal tak terduga lainnya yang dikeluarkan oleh dua orang ini. Aparat penegak hukum harus “membiarkan” perang dua orang ini berlajut untuk memancing kejutan-kejutan baru soal fakta-fakta yang akan diungkapkan. Manajemen mengelola konflik markus ini harus dipelihara dalam sengketa Susno dan Sjahril. Di balik cuap-cuat tak terduga dua orang ini pasti ada kejutan lainnya, yang bisa jadi akan menyeret nama pejabat tinggi lain di Indonesia dalam lingkaran markus.
Kejutan yang berbanding terbalik antara Susno dan Sjahril ini, mengingatkan saya pada Muhammad Ali dan Gorge Foreman. Pertandingan dua legenda tinju dunia ini pada tahun 1974 memberikan kejutan-kejutan tak terduga, meski Ali sebenarnya sudah memberi kejutan sebelum pertandingan dilakukan, tapi Foreman mengabaikannya.
Katakanlah pertarungan Susno versus Syahril adalah laga antara Ali dan Foremen atau Foremen dan Ali. Siapa yang jadi Ali dan siapa yang jadi Foreman biar nanti terungkap di akhir “pertandingan” keduanya. Kesamaan antara Foremen versus Ali dengan Susno versus Sjahrli adalah pada kejutannya. Dua-duanya menggunakan media untuk memancing lawan buka mulut menyampaikan fakta-fakta tersembunyi. Jadilah pertandingan lebih seru.
Pada tahun 1974 itu—enam tahun sebelum saya dilahirkan—Foreman dan Ali akan bertanding pada pertarungan kejuaraan tinju kelas berat dunia. Para komentator tinju hampir di seluruh dunia membuat pertandingan itu panas sebelum laga sesungguhnya di ring. Foreman diunggulkan karena berbadan besar dan diyakini dengan mudah akan menjatuhkan Ali. Sementara Ali akan keletihan dengan caranya bertinju yang berputar-putar di ring. Gaya itu sudah sepuluh tahun jadi ciri khas Ali waktu itu.
Kejutan pertama yang dilakukan Ali sebelum pertandingan itu adalah mengumumkan dalam konferensi pers bahwa ia akan mengubah gaya bertinjunya menjadi pertarungan jarak dekat. Pengamat tinju bahkan Foreman sendiri tak percaya, karena itu akan dianggap sebagai langkah bunuh diri Ali.
Sama dengan gaya Susno saat memberi kejutan mengungkapkan tiga perwira tinggi di Mabes Polri yang terlibat markus. Publik tersentak dengan pengakuan itu, Susno seolah dinilai membela diri dengan mengungkapkan tiga perwira yang hanya diinisilakan namanya dalam konferensi tersebut. Namun kejuatan itu mampu “memaksa” mantan diplomat Sjahril Djohan yang disebut Susno dengan inisial SD kembali ke Indonesia untuk meluruskannya. Kali ini Susno menang, meski kemudian Sjahril juga tak kalah kejutan menyerang Susno. Antara keduanya, entah siapa Foreman siapa Ali.
Kembali ke Ali. Kejutan Ali yang mengatakan akan mengubah gaya bertinjunya sehari sebelum pertandingan digelar, dianggap tak mungkin. Bertanding jarak dekat dengan Foreman sama saja bunuh diri. Namun kemudian semua orang takjub, Ali benar-benar melaksanakan apa yang dikatakannya.
Saat bel berbunyi ia langsung menyerang Foreman dari jarak dekat. Mendapat kejutan seperti itu, Foreman kaget hingga hilang konsentrasi dan meninju secara brutal. Sepanjang pertandingan, tinjunya lebih banyak menuju daerah kosong tinimbang tubuh Ali. Dalam keadaan seperti itu, Ali kembali membuat kejutan dengan pukulan right cross kuatnya ke muka Foremen. Detik itu juga Foreman KO. Ali benar-benar mampu membuat Foreman masuk perangkapnya.
Kembali ke Susno dan Sjahril, siapa memerangkap siapa sekarang. Kejutan Susno kah yang memerangkap Syahril hingga menampakkan diri ke publik dengan pengakuannya. Atau mungkin Susno yang akan masuk dalam perangkap dari kejutan pengakuan Sjahril? Kita lihat saja babak selanjutnya, karena mungkin pertarungan “Ali” versus “Foreman” di ranah hukum Indonesia kali ini baru beberapa ronde saja.[]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kejutan"
Post a Comment