Rangkain kata tak selama inspiatif dan bertenaga. Adakalanya juga tak beradab di lingkungan beretika. Itu tentu sesuai tingkat pemahaman dan keinginan si empunya pena. Namun, sayangnya kata sering kali menjadi otot tinimbang otak. Intelektual kalah dengan bar-bar, karena kata sayapnya sudah patah.
Manusia bar-bar di mana saja ada. Orang yang kalah dalam sistim lebih cenderung memilih tinju sebagai solusi. Jangan salah, tinju tak selamanya harus bogem, tapi kata juga bisa menonjok. Itu tentu lebih memilukan.
Habil dan qabil telah mewariskan sebuah pelajaran, bahwa untuk mendapatkan kecantikan Iqlima harus ada pembunuhan. Profil manusia bar-bar paling sempurna dalam sejarah telah diperlihatkan pasukan mongol. Beberapa abad lalu, mereka mematahkan kekhalifahan Islam di Irak, membumi hanguskan perpustakaan terbesar di dunia kala itu.
Air sungai Efrat dan Trigis hitam pekat, ketika jutaan buku ilmuan Islam dihanyutkan dalam arusnya. Bukan hanya Islam yang kehilangan, dunia juga berduka ketika catatan emasnya hilang.
Aku menolak bar-bar meski dalam kata, karena selama ini penguasaan kosa kata kian banyak kaku. Bukan hanya tulis tapi vocal. Akhirnya komunikatif berubah diam. Diam yang lebih bar-bar tinimbang bar-bar itu sendiri, karena inovasi untuk maju mandeg digilasnya.
Dunia yang diam akan terus berada pada titik nadir, maka bersuaralah untuk bangkit. Untuk itu, aku yang terpenjara dalam rutinitas, mencoba menenggelamkan inovasi yang larut dalam dunia bisu. Biar ia terendam, untuk bangkit kembali dengan kesegarannya. Kuyakin sebuah dunia baru akan terbuka, ketika diam dimatikan.
Aku ingin mengulang kisah. Malcolm X, pejuang Hak Azazi Mausia (HAM) itu mengatakan “Dengan penguasaan kosa kata aku bisa memahami apa pun yang ditulis buku.”
Agar bar-bar tak kian menjadi, gagasan perlu dihidupkan. Marthin Luther King, dengan susah payah membaca kosa-kata dalam deretan kalimat buku ketika dipenjara agar ia bisa menghancurkan ke-bar-bar-an dengan cinta.
Lalu ada Malcolm X sang begundal yang kembali ke Islam setelah mempelajai banyak buku. Dalam penjara ia bisa membunuh bar-bar dengan cinta. Dan itu berawal dari satu hal saja: kata. Jadi pahami kata untuk tidak jadi bar-bar, meski dalam diam. ***
Artikel keren lainnya:
1 Tanggapan untuk "Bar-bar"
Bang... saya suka blog ini...... tulisannya keren2... jadi dah abang pisahkan antara tulisan sastra dengan yang umum ya...
yg ini baru pertama ini masuk... saya kira isinya sama... heheheh...
Post a Comment