Kita tentu tak lupa pada rekuhan keremajaan yang kelopaknya tawarkan beribu goda. Seperti aku yang juga selalu ingat Marlina; mahkota yang rontok di pojok hati, yang kelopaknya terbelenggu sengsara.
Empat puluh dua purnama telah kulalui bersamanya. Pada bulan setengah penuh ia awali kisah kami, yang mati di bulan separuh sebelum purnama selanjutnya. Marlina, gadis pertama yang mampu meninggalkan kisahnya di pucuk bulan separuh, hingga hati ini tanpa sinar purnama. Ia telah tenggelamkan bulan penuh di dasar terdalam di bawah gelombang tunggangannya.
Tak ada yang tersisa selain duka yang melilit ganas. Simpulnya lebih dari cukup untuk mengikat kisah dan mengabarkannya padamu bahwa cinta telah mati dalam drama tuhan. Sekarang dengan cinta tuhan pula aku merawatnya dalam lakon duka, seperti Gibran menangisi Salma dan meratapi cintanya pada gadis Prancis, hingga duka dengan santun ia kabarkan pada perempuan mesir yang tak dikenalnya.
Sementara aku, pada siapa harus kualamatkan kesatiran ini, ketika cinta mengharapkan pemenuhan pada jiwa terkubur malam kehilangan purnama. Marlina yang melahirkan puji-pujian kini mewariskan duka yang semakin lama semakin bengkak saja. Tak mampu kuucap takzim pisah padanya, setelah ia pergi tanpa lambaian.
Namun, kukabari juga ini padamu yang berhasrat seperti Marlina, agar kau tahu sebagian hati telah terisi oleh pusara Marlina. Aku hanya mampu memberi sebagian sisanya. Itu pun jika kau mau menerimanya.
Aku tak menolak cinta untuk mati. Cukup bagiku Marlina yang pergi. Hanya saja kenangan perlu terawatt, hingga cinta pertama itu melahirkan ribuan bait miris yang tumpah pada kalam air mata. Meruah pada jiwa dahaga segersang Sahara.
Jika kau oase itu, maka terbangkan angina gurunmu agar jejak kelam Marlina tersapu dan hati kembali datar. Lalu, izinkan aku menarik nafas di pipimu. Tutup matamu agar aku tak melihat Marlina di dua bolanya. Dan, kita bisa menikmati bulan selanjutnya dalam dekapan menuju purnama. (Sigli, 6 Januari 2009)
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Bulan Separuh"
Post a Comment