Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro menginginkan damai yang sudah tercapai di Aceh melalui kesepakatan (MoU) Helsinki menjadi kedamaian yang abadi.
Ia meminta semua pihak untuk mendukung penuh dan tidak berupaya mengusik perdamaian di Aceh. Hal itu disampaikan Hasan Tiro dalam konferensi pers di Hotel Concorde, Selangor, Malaysia, Minggu (5/10).
Saat konferensi pers pria yang digelar Wali Nanggroe itu didampingi mantan Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud dan Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Ibrahim Syamsudin dan pendampingnya, Muzakkir Hamid.
Hasan Tiro hanya menyampaikan beberapa patah kata yang intinya perdamaian yang dicapai dengan susah payah tidak boleh gagal. Kepulagan Hasan Tiro kali ini untuk melihat langsung hasil perdamaian yang sudah berlangsung selama tiga tahun.
Dalam konferensi pers tersebut Muzakir Hamid juga menyampaikan harapan-harapan Wali tentang perdamaian."Perdamaian ini harus langgeng dan membawa kemakmuran bagi Aceh," katanya.
Pria yang biasa disapa ustad ini merupakan pendamping utama Hasan Tiro di Swedia maupun selama kunjungan saweu gampoeng ini. Hasan Tiro juga berencana bersilaturrahmi dengan masyarakat Aceh. "Saya cinta Aceh," ucap Hasan Tiro dalam bahasa Inggris.
Hari ini, pimpinan tertinggi GAM tersebut tidak mempunyai agenda khusus di Selangor, sebagai tempat transit sebelum bertolak ke Aceh. Hasan Tiro hanya bertemu dengan beberapa teman seperjuangannya masa DI/TII dulu.
Banyak warga Aceh di Malaysia mencoba menemui Hasan Tiro. Namun banyak yang tidak terlayani karena banyak di antara mereka tidak dikenal oleh pendamping Hasan Tiro. Ia dikawal 24 jam oleh mantan TNA lulusan Libya. "Mereka 15 orang dengan tiga shif dalam 24 jam," jelas Saaduddin, panitia protokoler penyambutan Hasan Tiro di Malaysia.
Beberapa petinggi KPA dari Aceh juga telah hadir di sana termasuk Sofyan Daud, Tgk Taleb, Zakaria Saman, Muzakir Manaf dan Nektu. Diperkirakan besok beberapa orang akan terus berdatangan ke Malaysia. Mereka akan pulang ke Aceh bersama Hasan Tiro 11 Oktober nanti.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Raihan Iskandar menyambut positif pernyataan Hasan Tiro tersebut. “Kita berharap kepulangan Hasan Tiro bisa membawa damai sepanjang masa di Aceh,” katanya.
Ia berharap Hasan Tiro bisa menjadi tokoh pemersatu, bukan hanya milik kelompok. “Semua masyarakat Aceh merasa memiliki Hasan Tiro,” lanjutnya. Meski demikian ia mengaku belum ada jadwal pertemuan antara DPRA dengan Hasan Tiro. “Bagusnya ada pertemuan karena Dewan sedang membahas rancangan Qanun Wali Nanggroe,” katanya.
Sementara itu, Ansharullah Ida SH, salah seorang mantan pengacara Ishak Daud berujar singkat menanggapi perdamaian Aceh. “Kembalikan malam bagi masyarakat Aceh,” katanya singkat. Ida menjelaskan, perdamaian yang hakiki adalah ketika masyarakat Aceh bisa keluar malam tanpa cemas dan takut.
Hal sama juga disampaikan Direktur Aceh People Forum (APF), Tarmizi MSi. Ia berharap kepulangan Hasan Tiro dapat memperkuat perdamaian. Tarmizi mengatakan ada dua hal yang bisa terjadi dengan kepulangan Hasan Tiro. “Bisa untuk merawat perdamaian bisa juga untuk memanaskan suasana Aceh. Jadi momen ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk merawat perdamaian yang abadi di Aceh,” harapnya.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hasan Tiro: Rawat Perdamaian Aceh"
Post a Comment