Laila terkejut, ketika sebuah teriakan keras memangil namanya. Ia segera keluar dari rumah dan lari tergopoh-gopoh menuju kebun kelapa ke arah suara itu. di sana, Rita Juliana ditemukan tak lagi bernyawa.
Laila pun ikut menjerit histeris, karena remaja berusia 17 tahun yang telah jadi mayat itu adalah anaknya, yang sering disapa Dek Bit. Kamis, 13 Oktober 2006. saat ditemukan, darah segar masih keluar dari mulut Dek Bit. sambil memeluk tubuh Dek Bit yang sudah tidak bernyawa lagi itu, Laila mengelap darah dari mulut putrinya itu.
Saat ditemukan, Dek Bit memakai celana pendek dan kaos oblong. Sedangkan jilbabnya sudah terlepas dan terletak didadanya Mendengar suara jeritan dan tangisan Laila, berdatanganlah warga desa ke lokasi temuan mayat tersebut. Lalu beberapa orang yang ada ditempat itu membawa pulang mayat Dek Bit ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi temuan mayat, sambil terus diiringi tangisan Laila hingga sampai ke rumah.
Dari hasil visum dr. Yurizal, diketahui korban tewas akibat cekikan di leher. Visum dr Yurizal diperkuat dengan ditemukan memar merah dileher korban dan ada tanda-tanda mulut korban sempat dibekap pelaku sehingga mengelurkan darah. Sedangkan dibagian kakinya juga terdapat luka goresan kuat dugaan gadis hitam manis itu meninggal setelah dicekik seseorang.
Tak lama kemudian pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gandapura. Beberapa saat setelah mendapatkan laporan tersebut, pihak kepolisian bersama kepala Puskesmas Gandapura, dr Yurizal meluncur ke rumah korban.
Menurut Laila, putrinya itu pada Rabu malam baru saja pulang dari shalat tarawih tiba di rumah sekitar pukul 24.00 Wib. Dia sempat makan mie goreng di rumah dan ngobrol-ngobrol bersama kakaknya yang baru saja melahirkan sampai pukul 01.00 Wib dini hari Laila masih melihat Dek Bit asyik nonton TV. Setelah itu dia langsung tidur. Sampai tiba waktu sahur, pada saat akan dibangunin ternyata Dek Bit tidak ada dikamar.
Namun waktu itu Laila tidak menaruh curiga apapun. Karena sudah kebiasaan dek Bit sering keluar setelah sahur pergi ke rumah temannya, setelah itu baru pergi ke Meunasah untuk shalat subuh bersama kawannya itu. Jadi Laila mengira malam itu anakknya itu sudah duluan keluar dan pergi ke rumah temannya. Keluarga itu pun malam itu makan sahur tanpa dek Bit.
Dan sampai pagi ternyata dek Bit tidak juga pulang. Saat itulah barulah Laila gundah. Namun ia tetap menenangkan diri. Karena pikirnya mungkin sebentar lagi Dek Bit akan pulang. Lalu dia pagi itu dia menyempatkan diri untuk mencuci pakaian bayi anaknya yang baru saja melahirkan, yang kebetulan memang tinggal dirumah mereka.
Namun pada saat sedang membilas cucian perasaannya semakin tidak tenang. Entah mengapa dia teringat kepada Dek Bit. Sebentar-bentar dia keluar dan masuk lagi untuk meneruskan mencuci. Hal itu berlangsung beberapa kali dan perasaan gelisah itu bertambah karena sampai pukul 05.30 wib, Dek Bit yang ditunggu-tunggu belum juga pulang.
Sebenarnya sebut Laila, buah hatinya itu sudah beberapa hari yang lalu terlihat agak lain dari biasanya. Dia kurang ceria dan sering termenung sendiri. Kalau dia ada melakukan kesalahan dan Laila menegurya, Dek Bit sering melawannya. Tapi belakangan, dia diam saja dan tidak menyahut apa-apa kalau ibunya marah-marah. Sikap yang tidak biasanya itulah yang menimbulkan kecurigaan pihak keluarga, ada beban berat yang mungkin sedang dipikul anak kedua dari delapan bersaudara itu.
Beberapa sumber yang dihimpun modus menyebutkan perubahan sikap Dek Bit itu karena dia memang sedang menghadapi masalah yang cukup pelik. Disebut-sebutkan gadis yang sehari-harinya ceria itu sedang hamil di luar nikah, hasil hubungannya dengan M. Ali. Maksud ingin bertemu malam itu kemungkinan Dek Bit mau meminta pertanggungjawaban kekasihnya itu. Namun kuat dugaan lelaki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga terjadilah pertengkaran, dan akhirnya Dek Bit ditemukan tewas tercekik.
Berdasarkan hasil keterangan dari sejumlah saksi , pihak kepolisian kemudian mengamankan M. Ali (22 tahun), seorang warga desa Cot Tufah yang di duga sebagai pelaku pembunuhan tersebut, karena antara Dek Bit dan M Ali sudah lama menjalin hubungan cinta. Gadis yang masih duduk dibangku kelas 1 MAN Gandapura itu, sudah menjalin hubungan dengan M. Ali sejak tiga tahun yang lalu. M. Ali sendiri adalah pemuda asal Banda Aceh yang sudah lama menetap di desa Cot Tufah. Dia tinggal dan bekerja sama abangnya yang berprofesi sebagai pembuat roti.
Selama ini hubungan mereka berdua baik-baik saja. Dengan keluarga Dek Bit pun M. Ali sudah akrab. Karena ia sering bertamu ke rumah mereka. Walaupun pihak keluarga sebenarnya tidak begitu menyetujui Dek Bit menjalin hubungan cinta dengan lelaki sekampungnya itu. Tapi karena Dek Bit sudah mantap dengan pilihan hatinya itu, pihak keluargapun tidak mempermasalahkannya. ”Dua hari yang lalu, Dek Bit pernah mengatakan kepada saya dia ada janjian mau bertemu dengan M. Ali. Mungkin malam kejadian itulah mereka ketemu,” ungkap Laila.
Dugaan tersebut diperkuat oleh keterangan Kapolres Bireuen,AKBP Drs. S. Rubianto SH, Dari keterangan-keterangan pihak keluarga, memang benar korban selama ini menjalin hubungan dengan M. Ali. Dan dirumahnya ditemukan surat putus cinta dari M. Ali .
Kemungkinan, sebut Rubianto Rita Juliana sangat terpukul dengan datang surat pemutusan hubungan tersebut. Untuk sementara ini, katanya lagi, kemungkinan-kemungkinan lain seperti bunuh diri belum ditemukan. Karena dilokasi tidak ditemukan benda-benda lain yang mengarah ke indikasi tersebut. “Alibi polisi membuktikan korban memang benar tewas terbunuh dengan bekas luka memar dileher akibat cekikan. Tapi sejauh ini M. Ali masih dalam pemeriksaan. Sehingga belum dapat dipastikan benar tidaknya dia pelaku pembunuhan itu,” jelas Rubianto.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan visum dokter yang diterimanya, Rubianto juga membenarkan korban saat tewas dalam keadaan hamil tiga bulan.***
Iskandar Norman, Suryadi dan Ikhwati
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Surat Cinta Merenggut Nyawa"
Post a Comment